INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
1. INDIVIDU
Individu berasal dari kata individium (latin), yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Individu menurut konsep sosiologi, artinya manusia yang hidup berdiri sendiri, tidak mempunyai kawan (sendiri). Individu sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, di dalam dirinya selalu dilengkapi dengan kelengkapan hidup meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
- Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan cirri dan hakikat yang sama.
- Rasa, merupakan perasaan individu yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta, seperti merasakan panas, dingin atau merasakan makanan yang lezat. Perasaan juga dapat dikembangkan menjadi perasaan senang dengan kehidupan sebaliknya.
- Rasio, atau akal pikiran merupakan kelengkapan manusia untuk menegmbangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap individu.
- Rukun, atau pergaulan hidup merupakan bentuk sosialiasi dengan sesame manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun ini merupakan perangkat individu yang dapat membentuk suatu kelompok sosial yang sering disebut sebagai masyarakat.
Keluarga berasal dari bahasa sansekerta: kula dan warga
“kulawarga” yang berarti “anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah
lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah bersatu.
Keluarga inti (“nuclear family”) terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat satu kesatuan pada kelompok yang
terdiri dari masing-masing individu secara alamiah menjalankan fungsinya dan
tugasnya dengan baik dan saling bekerjasama. Keluarga merupakan kumpulan dalam
suatu kelompok dari beberapa fikiran dan pendapat.
Dalam keseharian keluarga bersama saling menukar fikiran
atau pendapat memberi masukan sebuah nasihat menciptakan sebuah kehidupan yang
aman, nyaman dan tentunya harmonis yang dialami susah senang bersama, mengatasi
masalah secara arif dan bijak yang merupakan salah satu interaksi dalam
keseharian keluarga. Pada Keluarga setiap bagian dari unit tersebut harus
memili rencana hidup kedepan secara garis besar menuju kebahagiaan moril dan
materil yang dirasa cukup bagi masing-masing individu yang tergabung dalam
anggota keluarga.
Keluarga hidup berkelompok memiliki kemampuan berkomunikasi,
kesamaan rasa, atau bekerja sama yang menciptakan kesatuan,
solidaritas,kebersamaan yang baik satu sama lain. Dalam keluarga akan tercipta
sebuah lingkungan yang akan mempengaruhi karakteristik orang-orang yang
termasuk bagian keluarga tersebut, jadi baik atau buruknya orang-orang tersebut
melakukan filtrasi terhadap pengaruh luar dirinya bergantung pada perkembangan
atau pendidikan didalam keluarga.
DEFINISI KELUARGA
- 1. Duvall dan Logan ( 1986 ) :
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya,
dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga.
- 2. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) :
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam
satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka
saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
- 3. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) :
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
- Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi
- Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain
- Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
- Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA
- Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
- Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
- Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
CIRI-CIRI KELUARGA INDONESIA
- Suami sebagai pengambil keputusan
- Merupakan suatu kesatuan yang utuh
- Berbentuk monogram
- Bertanggung jawab
- Pengambil keputusan
- Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
- Ikatan kekeluargaan sangat erat
- Mempunyai semangat gotong-royong
FUNGSI KELUARGA
- Fungsi biologis :
- Meneruskan keturunan
- Memelihara dan membesarkan anak
- Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
- Memelihara dan merawat anggota keluarga
- Fungsi Psikologis :
- Memberikan kasih sayang dan rasa aman
- Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
- Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
- Memberikan identitas keluarga
- Fungsi sosialisasi :
- Membina sosialisasi pada anak
- Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
- Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
- Fungsi ekonomi :
- Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
- Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
- Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang
- Fungsi pendidikan :
1. Menyekolahkan
anak untuk memberikan pengetahuan
2. Mempersiapkan
anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
3. MASYARAKAT
Istilah masyarakat berasal dari bahasa Arab “syaraka” yang berarti ikut serta, berpartisipasi, atau “masyaraka” yang berarti saling bergaul. Di dalam bahasa Inggris dipakai istilah “society”, yang sebelumnya berasal dari kata lain “socius” berarti “kawan” (koentjoroningrat,1980). Pendapat sejenis juga terapat dalam buku “Sosiologi Kelompok dan Masalah Sosial” karangan Abdul Syani (1987), dijelaskan bahwa perkataan masyarakat berasal dari kata musyarak (Arab), yang artinya berkumpul bersama, hidup bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi, selanjutnya mendapat kesepakatan menjadi masyarakat (Indonesia).
Dalam bahasa Inggris, kata masyarakat diterjemahkan menjadi dua penegrtian, yaitu society dan community.
- Menurut Abdul Syani (1989), masyarakat sebagai community dapat dilihat dari dua sudut pandang.
- Memandang community sebagai unsure statis, artinya community terbentuk dalam suatu wadah atau tempat dengan batas-batas tertentu, maka ia menunjukkan bagiandari kesatuan-kesatuan masyarakat sehingga ia dapat pula disebut sebagai masyarakat setemnpat, misalnya kampong, dusun atau kota-kota kecil. Masyarakat setempat adalah suatu wadah dan wilayah dari kehidupan sekelompok orang yang ditandai oleh adanya hubungan sosial. Disamping itu, dilengkapi pula oleh adanya perasaan sosial, nilai-nilai dan norma-norma yang timbul atas akibat dari adanya pergaulan hidup atau hidup bersama manusia.
- Community dipandang sebagai unsure yang dinamis, artinya menyangkut suatu proses (nya) yang terbentuk melalui faktor psikologi dan hubungan antar manusia, maka di dalamnya ada yang sifatnya fungsional. Dalam hal ini dapat diambil contoh tentang masyarakat pegawai negeri sipil, masyarakat ekonomi, masyarakat, mahasiswa dan sebagainya.
- Dari kedua cirri khusus yang dikemukakan di atas, berarti dapat diduga bahwa apabila suatu masyarakat tidak memenuhi cirri-ciri tersebut, maka ia dapat disebut masyarakat society. Masyarakat dalm pengertian society terdapat interaksi sosial, perhitungan-perhitungan rasional dan like interest, hubungan-hubungan menjadi bersifat pamrih dan ekonomis (Abdul Syani, 2002)
1. Ralp Linton (1936)
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah cukup lama dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya sebagai salah satu kesatuan sosial dengan batas ternetu.
Pengertian ini menunjukkan adanya syarat-syarat sehingga disebut masyarakat, yakni adanya pengalaman hidup bersama dalam jangka waktu cukup lama dan adanaya kerjasama diantara anggota kelompok, memiliki pikiran atau perasaan menjadi bagian dari satu kesatuan kelompoknya. Pengalaman hidup bersama menimbulkan kerjasama, adaptasi terhadap organisasi dan pola tingkah laku anggota-amggota. Factor waktu memegang peranan penting, sebab setelah hidup bersama dalam waktu cukup lama, maka terjadi proses adaptasi terhadap organisasi tingkah laku serta kesadaran berkelompok.
2. John Lewis Gillin dan John Gillin (Gillin & Gillin) 1945
Masyarakat itu adalah kelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokkan-pengelompokan yang lebih kecil.
Pengertian ini menunjukkan bahwa masyarakat itu meliputi kelompok manusia yang kecil sampai dengan kelompok manusia dalam suatu masyarakat yang sangat besar, seperti suatu Negara. Seperti kita ketahui bersama suatu Negara juga memiliki tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama dengan keteraturan.
3. Melville J. Herskovits atau Herkovits (1955)
Masyarakat adalah sekelompok individu yang di organisasikan yang mengikuti satu cara hidup tertentu. Penegrtian ini menekan adanya ikatan anggota kelompok untuk mengikuti cara-cara hidup teretntu yang ada di dalam kelompok masyarakat.
4. Koentjaningrat (1980)
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu system adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
5. Selo Soemardjan
masyarakat adalah orang –orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
6. Abdul Syani (1987)
Masyarakat merupakan kelompo-kelompok makhluk hidup dengan realitas-realitas baru yang berkembang menurut hokum-hukumnya sendiri dan berkembang menurut pola perkembangan tersendiri. Manusia diikat dalam kehidupan kelompok karena rasa sosial yang serta merta dan kebutuhan.
7. Hassan Shaidly
Masyarakat sebagai suatu golongan besar-kecil dari beberapa manusia, yang dengan atau sendirinya bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain
.
CIRI-CIRI MASYARAKAT
Menurut Durkheim, masyarakat bukanlah hanya sekedar suatu penjumlahan individu semata, melainkan suatu system yang hanya dibentuk dari hubungan antar (anggota masyarakat), sehingga menampilkan suatu realita tertentu yang mempunyai cirri-cirinya sendiri.
- Soerjono Soekarno (1986) menyatakan, bahwa sebagai suatu pergaulan hidup atau suatu bentuk kehidupan bersama manusia, maka masyarakat itu mempunyai cirri-ciri pokok, yaitu:
- Manusia yang hidup bersama.
- Bercampur untk waktu yang cukup lama
- Mereka sadar bahwa merupakan suatu kesatuan.
- Mereka merupakan suatu system hidup bersama
- Abu ahmad (1985) menyatakan, bahwa masyarakat harus mempunyai cirri-ciri;
- Harus ada pengumpulan manusia dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang.
- Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suati daerah tertentu.
- Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan berama.
- Abdul Syani (2003) menyebutkan, masyarakat ditandai oleh cirri-ciri;
- Adanaya interaksi
- Ikatan pola tingkah laku yang khas di dalam semua aspek kehidupan yang bersifat mantap dan kontinu
- Adanya rasa identitas terhadap kelompok, dimana individu yang bersangkutan menjadi anggota kelompok.
Menurut Syani (2002), ada beberapa unsure ynag terkandung dalam istilah masyarakat, antara lain sebagai berikut.
- Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang realif lama didalamnya manusia dapat saling mengerti dan merasa serta mempunyai harapan-harapan sebagai akibat dari hidup bersama itu. Terdapat system komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar-manusia dalam masyarakat tersebut.
- Manusia yang hidup bersama itu merupakan suatu kesatuan
- Manusia yang hidup bersama itu merupakan suatu system hidup bersama, yaitu hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan, oleh karenanya setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan kelompoknya.
Menurut Mac Iver (dalam Harsodjo, 1927), bahwa dalam masyarakat terdapat suatu system cara kerja dan prosedur dari otoritas dan saling bantu-membantu, yang meliputi
- Kelompok-kelompok dan pembagian-pembagian sosial lain
- System dari pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan
Menurut Hasan Shadly, dalam bukunya “Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia” bahwa manusia akan tertarik kepada hidup bersama dan masyarakat didorong oleh beberapa factor.
- Hasrat yang berdasar naluri (kehendak biologis yang diluar penguasaan akal) untuk mencari teman hidup, pertama untuk memenuhi kebutuhan seksual yang bersifat biologis sebagaimana terdapat pada semua makhluk hidup.
- Kelemahan manusia selalu mendesak untuk mencari kekuatan bersama yang terdapat dalam berserikat dengan orang lain sehingga dapat berlindung bersama-sama dan dapat memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari dengan usaha bersama. Keadaan demikian ini juga akhirnya mendorong.
HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU DAN MASYARAKAT
Mengenai bagaimana hubungan antara individu dengan masayarakat, ada tiga alternative jawaban.
- Individu memiliki status yang relative dominan terhadap masyarakat
- Masyarakat memiliki status yang relative dominan terhadap individu
- Individu dan masyarakat saling tergantungan
Hubungan antara individu dengan masyarakat seperti dimaksud diatas menunjukkan bahwa individu memiliki status yang relative dominan terhadap masyarakat, sedangkan lainnya menganggap bahwa individu itu tunduk pada masyarakat. Sementara itu masih terdapat suatu hubungan lagi, yaitu adanya hubungan interpenden (saling ketergantungan) antara individu di dalam masyarakat yang tidak terbatas kuantitasnya. Setiap satuan individu itu masing-masing mempunyai kekhususan yang berpengaruh terhadap dinamika kehidupan masyarakat.
Dalam hal tersebut, Soepomo berpendapat, bahwa individu ialaah suatu makhluk dimana masyarakat mengkhususkan diri. Masyarakat adalah keseluruhan dari sekian anggota-anggota seorang-seorang. Karena itu, keinsafan individu kemasyarakatan dan keinsafan individu bercampur baur.
Walaupun demikian, bukan berarti kehidupan individu warga masyarakat sama sekali tidak peluang bagi kehidupan yang bersifat pribadi. Sebaliknya dalam kehidupan masyarakat yang telah mengalami proses serba individualis pun kehidupan bersama tetap tidak akan ditinggalkan.
INDONESIA SEBAGAI MASYARAKAT MAJEMUK
Masyarakat majemuk menurut Furnivall(sarjana yang pertama menemukan istilah itu), bahwaorang hidup berdampingan secara fisik, tetapi karena perbedaan sosial budaya, mereka terpisah dan tidak tergabung dalam satu unit politik. Sebab langgengnya kemajemukan itu ialah factor ekonomi. Kepentingan ekonomi suatu kelompok yang meneybabkan kelompok tersebut menguatkan dengan faktor-faktor primordial lainnya, seperti agama, etnik, bahasa, dan pola tingkah laku. Konsep-konsep teoritis Furnivall kemudian dikembangkan oleh G.H Smitj dalam penelitian-penelitian antropologi terhadap Negara-negara yang sedang berkembang.
Young kemudian mengajukan tiga komponen dasar yang dapat dirujuk untuk suatu masyarakat majemuk, yaitu
- Kaitannya dengan pembagian kekuasaan politik dan pengaturan territorial sebagai tempat /wilayah asal pemukiman kelompok
- Agregasi pengelompokkan dapat dibedakan, baik dari system budaya maupun politik
- Dasar solidaritas darah dan perkawinan, bahasa, ras, etnik dan adat kebiasaan (custom).
Masalah etnis merupakan masalah pokok dalam masyarakat majemuk. Perbedaan etnis dalam interaksi sosial dapat dilihat dalam tingkah laku normative, simbolik dan aktivitas ritual serta adat istiadat aktivitas dengan pola-pola kekhususan tersebut akan memberikan “batas” sebagai orang luar (out said) dalam pergaulan.
Kelompok-kelompok etnik dapat berkembang menjadi kelompok “interest” (kepentingan). Mungkin untuk mempertahankan interest tertentu )ekonomi dan politik), dua atau lebih kelompok etnik bersatu. Dalam jangka waktu panjang, garis-garis pemisah antara kelompok-kelompok tersebut akan mengabur. Proses ini akan melahirkan polarisasi baru, sebab akan terjadi kelompok yang dominan dan yang tidak dominan (subordinate).
Ciri utama masyarakat majemuk menurut Furnivall (1949) adalah orang hidup berdampingan secara fisik tetapi karena perbedaan sosial budaya, mereka terpisa dan tidak tergabung dalam suatu unit politik. Furnivall mengajukan contoh klasik dalam studinya, yaitu masyarakat Nederland Indie (Indonesia) tahun 1940, Furnall adalah sarjana yang pertama menemukan dan memperkenalkan terminology masyarakat majemuk.
Dalam studi Furnivall (1940) itu, dia memperlihatkan gambaran masyarakat Indonesia sebagai masyarakat majemuk yang menarik. Masyarakat Indonesia di masa colonial diperintah oleh kelompok ras yang berbeda. Penduduk asli, menurut Furnivall terdiri dari kelompok-kelompok masyarakat yang secara sosial, politik, dan ekonomi terpisah. Ratusan kelompok-kelompok etnis itu hidup dalam kawasan territorial tersendiri dengan bahasa dan system sosial budaya yang berbeda-beda dan terpisah satu sama lain serta tersebar di kepulauan Nederland-Indie yang begitu luas.
Pendapat
menurut saya individu, keluarga, dan masyarakat
memiliki perngertian masing masing.
individu merupakan tunggal dalam artian merupakan
kepribadian dirikita sendiri, sedangkan keluarga adalah lingkungan terdekat
kita dalam pembentukan kepribadian, dan faktor
paling berpengaruh dalam pembentukan individu adalah keluarga, sedangkan masyarakat adalah merupakan kumpulan
dari individu itu sendiri.
Daftar Pustaka
Dra.Musliha Karim,M.Si.2008.Pengantar
Sosiologi.Makassar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar